dua sisi


Ku coba untuk menerjemahkan setiap jalan yang telah tergaris pasti. Namun maknanya tak juga bisa teraba. Batu besar itu memang tidak lagi terlihat,paling hanya kerikil-kerikil yang sesekali hanya membuatku merasa geli. Namun tetap saja ini adalah sepi dan aku benci.
Ada kalanya aku merasa dunia ini terlalu penuh sesak dengan kebahagiaan sehingga tidak satu detikpun aku sempat merasa sendiri. Tapi jika mendadak bumi ini dipenuhi dengan kemunafikan,maka aku sungguh memerlukan seseorang untuk sekedar berbagi kata berbagi rasa. Terdengar egois mungkin,tapi memang beginilah aku,dan ini alasan mengapa bahagia itu tak pernah lagi mau untuk sekedar  menyapaku. Jika karma itu nyata,maka aku percaya. Semua yang dahulu terasa mudah,kini justru aku seperti layang-layang yang tersangkut dan hanya bisa berharap angin akan menyelamatkanku. Namun angin pun seperti takdir,bisa saja ia melepaskanku dari belenggu namun mungkin juga akan menjerumuskan ku lebih dalam dari sebelumnya ,tidak pernah bisa ku tebak arahnya. Untung saja aku masih punya kalian,bintang-bintang yang bertebaran riang di langit sepiku,senyum-senyum yang selalu bisa membuatku terlupa. Setidaknya akan ada satu waktu di dalam satu hari yang bisa aku luangkan untuk menyunggingkan bibir. Dan kalian pula,para setan sekaligus malaikat yang membuat hidupku terkadang penuh sesak dengan bahagia. Aku bahkan tidak tau kemana tulisan ini akan berujung karena di satu sisi,hidupku tidak kekurangan rasa bahagia namun di sisi yang lain aku juga merasakan sepi.

tentang cinta

bukan seberapa baik . .

bukan seberapa pantas . .

bukan karena apapun . .

bukan menuntut sesuatu . .



dari hati. .

untuk hati . .



dalam gelap,dia menerangi. .

dalam susah,dia memudahkan . .

dalam sedih dia membahagiakan . . .



pernahkah menyadari detik kehadirannya ?

pernahkah mengerti jalan ceritanya ?

pernahkah menginginkan kepergiannya ?


 tidak perlu diingat,tidak perlu dipikir

semua itu rahasia :)



sekeras apapun,tidak akan ada jawaban pastinya,slalu ada A dan B,iya dan tidak,alsan ini dan itu,jadi terlihat bodoh !

tp tidak perlu disesali juga karena cinta memang

kebodohan yang indah :)

kehilangan inspirasi


Jemari ini seakan kehabisan tinta,tak mampu lagi menuangkan segenap emosi atau perasaan absurd lain seperti biasanya. Kekosongan yang tersisa belakangan ini membuat ku tak memiliki lagi alasan untuk sekedar menggoreskan apa yang kurasakan. Karena memang,aku tak merasakan apapun. Satu pencapaian,disaat ku memilih meleburkan segala yang pernah menenggelamkanku dan membiarkan kehampaan menemani langkahku kedepan justru mengarahkanku pada satu sisi dimana aku tidak lagi memiliki lagi alasan untuk menuliskan sesuatu tentang cinta. Entah apa ini namanya,mati rasa atau apalah,yang jelas segala sesuatunya yang dulu terasa manis lalu berubah menjadi pahit kini hanya menyisakan hambar. Semua terasa semu,sulit untuk ku telaah bahkan tidak mampu ku kenali lagi gambaran perasaan ku saat ini. Tidak cinta,tidak benci,tidak rindu,dan tidak tau kepada siapa semua itu berkiblat.
Dan kini jika aku ingin menuliskan sesuatu,yang bisa aku lakukan hanya meraba-raba setiap jengkal masa lalu. Meneropong jauh, mencoba mengingat dengan jelas. Seakan otak ini kujadikan mesin waktu yang membuatku mampu kembali,lalu mengingat perasaan dikala detik demi detiknya terlewati. Akan hadir disana,cuplikan cuplikan kejadian yang memaksaku untuk kemudian merasa senang ataupun benci. Akan ada pula satu bagian yang bisa membuahkan untaian kata-kata manis dari tangan kecil ini.
Memang terasa lebih sulit jika dibandingkan dengan mengutarakan apa yang ada di depan mata tapi,Aku tetap bersyukur karena luka itu tidak menghantuiku lagi,walaupun terkadang perasaan hampa yang menyelimuti kalbuku juga sebenarnya tidak terlalu menggembirakan. Sampai sempat juga ku berfikir,mana kah yang lebih baik antara membiarkan hati ini kosong atau membiarkannya dipenuhi oleh luka. Dan jawaban yang terbenar adalah membiarkan hati ini terbuka lebar untuk semua kabahagiaan yang ingin menyambanginya.
Jadi,untuk sementara biarlah masa lalu yang menjadi episode-episode tersendiri dalam tulisanku.

Menjadi pengingat bahwa hati ini pernah menemukan titik abu-abunya.
Menjadi pengalaman bahwa otak ini pun pernah kehilangan inspirasinya.

Lelah


Semuanya melelahkanku,pemimpinku,majikanku,selalu ada yang membuatku harus menarik nafas lebih panjang dari biasanya. Terkadang aku sendiri tak tau mengapa diamku justru menjadi sesuatu yang salah dan setiap hal yang tak ingin ku ungkap seakan menjadi akulah yang berdosa. Seolah mereka sudah saling janjian untuk membuat selera hidupku menurun drastis. Bersama-sama menjadikanku seakan penjahat,seakan tidak bertanggung jawab.
Kamu menggantungkan semuanya kepadaku sehingga setiap yang keliru pun seakan karena aku.
Tapi,pernahkah kamu sekedar bertanya apa aku yang aku rasakan? Pernahkah sedikit meminta penjelasan ?
Karena ketidak tahuan itulah maka tak pernah ada sedikit pun pengertian. Kalau kamu menganggap penjelasan hanya sebatas alibi,maka apa saat aku berkata sakit itu berarti aku berpura-pura sakit,dan disaat aku terlihat seperti orang bodoh kamu menganggap aku masa bodoh ?
Jujur,bukan aku tidak peduli,hanya saja aku sedang merasa lelah. Lelah untuk berjalan di depan. Ingin aku sejenak menepi,ingin aku sejenak menghentikan langkah yang selama ini membuatku mengesampingkan banyak hal,ingin aku hanya sekedar terbawa arus. Tetap berada di jalur yang sama,tanpa perlu mengayuh tanpa perlu menjadi perisai.Jika itu memang tugasku,maka tolong gantikan sejenak,karena jika aku bisa,maka seharusnya kamu jauh lebih handal.
Tapi mengapa semua mata justru menyudutkanku? Apa ada yang salah dengan seorang yang kelelahan?
Setidaknya jangan pandang aku seperti manusia yang lalai,
Jangan jawab setiap pertanyaanku dengan nada lelah,
Dan jangan salahkan aku atas kelelahanmu
Karena aku pun tak pernah menyalahkan siapapu, karena selelah-lelahnya aku tidak pernah memandang siapapun dengan tatapan seperti itu,aku benci sekali sungguh benci dengan perkataan dan tatapan macam itu.
Sungguh aku tidak berniat melarikan diri,bahkan tidak pernah terfikir untuk pergi karena disitu ada pula sebagian kebahagiaanku.
Dan aku berjanji akan menjadi seperti biasa saat lelah ini tak lagi kurasakan.

Palsu


Sejak kamu benar kuanggap hilang,dan segala perasaan yang menyertai pun berlalu ,tak pernah terbesit keinginan untuk mengingat sedikitpun bagian dari cerita pendek kita yang pernah tergores indah. Namun satu kenyataan yang dulu hanyalah mimpi buruk memaksaku untuk mengingat kata demi kata dan janji demi janji yang ternyata terbukti bohong.
Seharusnya sedari dulu aku menyadari,yang tersembunyi itu justru akan jauh lebih dalam dan sesuatu yang tak berani ku cari tau kebenarannya itulah ternyata yang sejati.
Ya,sungguh aku menyadarinya,bahwa tatapan itu lain,bahkan sejak yang musnah ini belum berawal.
Sempatku berfikir,
Andai saja dulu mempercayai firasat ini,tentu aku tidak akan pernah membiarkanmu terbelenggu egoku.
Andai saja dulu kamu berkata jujur,aku akan membiarkanmu bersandar pada hujan.

Tapi aku hanya aku, yang akan menganggap sebuah janji selalu jujur dan abadi.

Kemudian,fikirku pun mulai menemukan sisi baiknya.
Kehancuran ini,api yang terlanjur padam,semua yang membuatku sempat berteman akrab dengan air mata. Seharusnya aku syukuri adanya,seharusnya aku sadari hikmahnya.
Setidaknya,aku tidak lagi merasa cemas,setidaknya aku tidak lagi bertanya-tanya dan setidaknya aku tidak lagi membuatmu merasa terpaksa.

Memang sudah terlalu lama untuk ku ingat,namun waktu yang berlalu bukannya memudarkan,justru memperjelas semuanya,membuatku sejenak kembali dan berusaha menyatukan potongan-potongan kejadian saat ini dengan segenap pertanda di saat itu.
Dan,BINGO
Cinta itu mungkin memang tak pernah ada,jadi aku tidak perlu lagi merasa menyesal
Perasaan itu,mungkin memang selama ini hanyalah sepihak,
Cerita itu,mungkin memang ditakdirkan hanya sebagai permainan.

Dan kamu pemenangnya :))

Copyright @ all about L | Floral Day theme designed by SimplyWP | Bloggerized by GirlyBlogger