Berhembuskan senja yang mengalun pelan,terukir seuntai sajak manis namun terbuang sia sia. Seringkali kata cinta itu kuucap ,tapi hanya berakhir sebagai sampah. Jangankan untuk tersangkut di hati,didengar pun tidak akan menjadi sesuatu yang berarti. Karena kamu telah lupa,amnesia,alzheimer, mungkin sejenis itu. Melupakan segala sesuatu yang dulu kau bilang sebagai cinta. Sehingga segala tentangku kini hanyalah debu yang tidak penting untuk dianggap ada. Atau mungkin karena dia,dia yang memang sudah menjadi tujuanmu sejak masih bersamaku dan telah kau gapai kini hingga waktumu akan terbuang percuma untuk sekedar berbagi senyum denganku.
Hati ini bukannya tidak pernah berusaha untuk terlepas dari belenggu masa lalu,hanya saja semua gelap. Tidak ada jalan,selalu menabrak,tembok-tembok dingin mengekangku dalam suasana yang sungguh tidak nyaman. Dan pada akhirnya segala usaha itu berakhir di sini,di koridor yang menjadi tempat terbaik untuk bisa sejenak mencuri pandang akan sosokmu.
Sebenarnya seringkali aku sampai di titik ini. Yang kuharap merupakan sebuah klimaks sehingga endingnya sudah akan segera tiba. Titik dimana aku merasa begitu bodoh karena masih berdiri di jurang yang sama. Namun pada kenyataannya itu hanya sebatas isyarat yang kemudian berlalu tanpa sedikitpun rasa bersalah. Meninggalkan ku dalam kebekuan tanpa sedikitpun cahaya kemarau.
Aku ingin sekali..
Ingin bisa berhenti menyayangimu.
Dan melupakan semuanya.