Aku melihatnya,
Kamu tampak begitu nyaman duduk di sampingnya. Bercengkrama, beradu pandang penuh arti.
Membuatku sejenak terdiam untuk mencerna segala yang tampak dan berharap ini hanya semu. Ternyata nyata,lagi-lagi takdirku menunjukkan kekejamannya. Lalu aku mempercepat langkahku,berharap kau tak menyadari kehadiranku atau sekedar berharap aku terlihat baik-baik saja.
Tak setetespun air mata yang terjatuh sungguh aku percaya ia mulai mengering menyisakan harapan agar mataku tak menangkap lagi pemandangan indah seperti hari ini.
Walau aku tau,cepat atau lambat kau akan berjalan berdua menuju parkiran lalu pulang bersama.
Menandakan aku harus berucap dalam hati satu kalimat munafik :
“Aku bahagia melihatmu bahagia walaupun bukan denganku”
Tapi aku menyadari,setiap perasaan tidak akan selalu sama. Ada kalanya hanya berada di satu sisi,karena yang lain hitam musnah tak berbekas. Terkadang pula kenyataan tak memperlihatkan sisi baiknya,membiarkan jiwa yang rapuh ini belajar berhenti dan segera menepi dari jalan yang tak lagi seperti dulu.
Memang setiap kenangan takkan mudah terhapus,hanya terhempas lalu sesekali datang menyambangi jiwa yang masih penuh dengan kerinduan. Tapi setidaknya mulai sekarang aku akan belajar,belajar menghempaskannya lebih jauh,membiarkan tiap jengkal masa lalu itu menghilang.
Kemudian berharap agar suatu hari itu segera tiba,
Hari dimana cerita itu menghampiriku lagi dengan akhir yang lain
Atau
Hari dimana ia benar musnah dari dalam hati ini..
Ya,suatu hari :)
0 komentar:
Posting Komentar